Ukhuwah Tanpa Batas

Saat ini, hardnews di koran lokal dan nasional lebih banyak mengangkat tema kriminal, pelanggaran HAM dan ketidakadilan sesama manusia. Pembunuhan, penganiyaan, pelecehan seksual dan korupsi adalah berita yang hampir tiap hari menjadi hotline media massa harian di tanah air. Lantas, kenapa ini bisa terjadi? Ternyata, selain krisis moneter dan moral yang melanda Indonesia, bangsa ini juga dilanda krisis ukhuwah (persaudaraan) antar sesama manusia. Sehingga tak jarang teman jadi lawan. Hidup tidak tenang karena banyak musuh disana-sini. Padahal, dalam kehidupan global, kita membutuhkan ukhuwah untuk memperoleh teman sebanyak-banyaknya.

Meminjam istilah para ekonom "Dengan modal yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya". Ini juga bisa dijadikan rumus kehidupan. Tidak cukup hanya kita yang berjuang. Suatu saat pasti akan butuh orang lain. Kalau kita membatasi diri dalam bergaul, maka hidup ini jadi gersang, jauh dari keceriaan dan akhirnya kita merasakan kesepian yang berkepanjangan. Namun, ketika kita mampu memanfaatkan setiap momen dalam kehidupan kita untuk mencari teman atau saudara sebanyak-banyaknya, maka disitulah keuntungan kita sebagai manusia sosial yang aktif dan peka terhadap lingkungan. Sehingga akan selalu ada yang datang kepada kita disaat suka dan duka, sedih dan senang. Karena kita telah menjadikan orang lain penting di mata kita dan masih menganggap mereka sebagai saudara.

Salah satu kunci sukses dalam pergaulan global saat ini adalah banyak teman dan sedikit lawan. Orang yang hanya mencari lawan akan tersingkir dari dunia pergaulan, sebaliknya yang pintar bergaul, akan tetap eksis. Kondisi ini harus disadari agar predikat kita sebagai manusia sosial bisa tercapai. Bukan mengada-ngada, sekarang ini banyak orang ‘kehilangan teman’ karena tidak pintar bergaul dengan orang lain, terlalu bangga dengan komunitas sendiri dan tidak memandang penting orang lain. Sebab tidak ada yang jamin bahwa kita bisa hidup tanpa orang lain, pasti akan butuh uluran tangan dan bantuan orang lain apapun wujudnya.

Dalam kehidupan sosial masisir, kita sering mengabaikan ukhuwah. Padahal mayoritas mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Mesir ini adalah pelajar yang notabenenya umat Islam. Terkadang kepentingan kelompok mengalahkan nalar sehat kita sebagai kaum pelajar. Sehingga sering terjadi bentrok kepentingan dan bentrok fisik. Terlepas dari permasalahan siapa yang memulai, tapi mari kita jeli dengan terma ini. Jangan sampai hanya karena kepentingan kelompok, golongan dan partai sehingga kita jauh dari saudara-saudara yang lain. Jangan sampai bertahun-tahun di Mesir, kita hanya mengenal teman sekampung saja. Kita tidak pernah berbaur dengan kegiatan mahasiswa, bahkan tidak mengenal orang lain selain yang ada di rumah kita. Sangat ironis!

Banyak permasalahan antar masisir tidak selesai secara tuntas. Salah satu sebabnya karena kurang sadarnya pihak-pihak yang terlibat dalam menciptakan interaksi yang sehat dan kondusif. Fenomena ini kalau dibiarkan bisa menjadi bom molotov yang akan meledak sewaktu-waktu. Sehingga akan berimbas kepada kerenggangan hubungan interaksi dan ukhuwah antar masisir. Dalam bahasa penulis, nilai-nilai ukhuwah antar masisir akan terkikis. Ditambah lagi, penghayatan kita terhadap makna ukhuwah dan urgensinya dalam pergaulan global sangat minim, jadi wajar ketika terjadi perseteruan, seringkali yang ditonjolkan adalah kepentingan kelompok dan golongan.

Ukhuwah dalam Islam sangat universal, tidak dibatasi sekat-sekat kedaerahan, golongan dan kepentingan. Semata-mata karena kesamaan ideologi. Ideologi tentang Tuhan yang Esa dan Muhammad adalah utusan-Nya. Yang sering disebut iman. Iman inilah yang menjadi pondasi kuat dalam ukhuwah umat Islam. Sehingga dari negara manapun kita, lahir dari keluarga apapun, punya status sosial serendah apapun, selama kita muslim maka kaum muslimin yang lain akan menganggap kita sebagai saudara. Inilah keunikan persaudaraan dalam Islam yang tidak dimiliki oleh agama lain. Ukhuwah tanpa pamrih. Ukhuwah yang dibingkai dengan manisnya iman dan takwa seorang hamba kepada tuhannya.

Rasulullah Saw. telah memberikan suri tauladan dalam mempersaudarakan kaum muslimin di awal-awal risalah kenabian. Lihatlah, betapa indahnya ukhuwah antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar, sehingga dicatat dalam sejarah dan diabadikan dalam Alquran. Mereka membina ukhuwah bukan semata-mata kesamaan suku bangsa Arab, bukan karena didorong kepentingan materi agar cepat kaya, tapi mereka menjalin ukhuwah karena iman dan takwa kepada Allah Swt. yang tertanam kokoh dalam sanubari mereka. Sehingga mereka rela mengorbankan harta dan jiwa bahkan kesenangan yang paling mereka cintai demi kebahagiaan saudaranya. Subhanallah.

Ukhuwah tanpa batas tidak akan tercipta jika kita masih apatis dengan lingkungan kita, tidak menghayati makna ukhuwah dan urgensinya dalam pergaulan global. Oleh karena itu, mari kembali mengkaji ajaran agama kita agar bisa mengaktualisasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Tantangan Alumni SM KKS

Dalam beberapa pertemuan nonformal, saya sering ditanya mengenai alumni SM (sekolah Menulis) KKS, “Para alumnus SM KKS, mau kemana setelah wisuda?”, “Mampukah mereka menghidupkan budaya tulis menulis di KKS”, dan “Sanggupkah menerbitkan Wawasan dan Pinisi yang selama ini vakum karena minimnya SDM?”.

Menjawab pertanyaan ini tidak mudah, apalagi melihat geliat tulis menulis yang baru muncul kembali tahun ini. Dalam pandangan penulis, SM yang menjadi salah satu program unggulan DP KKS tahun ini bukan segala-galanya, namun segalanya bisa dimulai dari sini. Melalui para alumni SM, kita bisa membangun komunitas penulis yang intens dalam dunia jurnalistik; mengadakan pelatihan secara reguler, menulis secara berkala dan menerbitkan karya yang layak dibaca dan diapresiasi bahkan mendirikan lembaga penerbitan sekalipun. Para alumnus sudah siap untuk itu. Ibarat tentara perang, mereka sudah dibekali dengan teori-teori dan jurus-jurus maut sebelum terjung ke medan perang, mereka tinggal menunggu komando dan aba-aba untuk bergerak.

Dalam skala mikro, DP KKS punya otoritas penuh dalam menyambut para alumni SM sekaligus memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengisi pos-pos kosong yang ada di KKS, seperti Ekspresi, Wawasan, Pinisi dan Website KKS. Namun dalam skala makro, justru para alumni yang harus pro aktif mengisi media masisir dan media Indonesia, baik lokal maupun nasional, demi pengayaan materi-materi yang pernah dipelajari selama belajar di SM KKS. Karena sebagai alumni, kita dituntut untuk terus berlatih menulis sampai memiliki karakter dan gaya tulisan yang sesuai dengan kecenderungan kita.

Untuk mencari karakter dan gaya tulisan masing-masing, tentunya butuh wadah dalam mengekspresikan ide-ide yang ada di dalam pikiran kita. Alumni SM harus diarahkan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Karena sesuai pengalaman penulis, selama belajar menulis di SM, saya lebih banyak menyerap materi-materi yang berupa teori sementara prakteknya sangat terbatas. Seyogyanya DP KKS ataupun Pengelola Sekolah lebih menekankan praktek daripada teori untuk kegiatan SM berikutnya. Bukannya kita alergi dengan teori jurnalistik, justru kita banyak teori tapi kurang aplikasi. Maka kedepan, alumni SM perlu banyak tugas menulis, bengkel karya, apresiasi karya sampai menerbitkan karya.

Kenyataannya, media cetak dan elektronik di KKS jarang dikelola dengan baik, sehingga lama kelamaan kita semakin kehilangan penulis yang berbakat. Minimnya SDM dalam bidang jurnalistik selalu menjadi alasan klasik bagi pengelola Wawasan dan Pinisi untuk terbit apa adanya bahkan tidak terbit sama sekali. Padahal, kalau mau jujur, banyak penulis berbakat di KKS, hanya saja mereka kurang difasilitasi atau dengan kata lain, tidak ada yang menggerakkan mereka.

Nah, disinilah penulis ingin berbagi cerita, ide dan saran, demi efektifitas budaya menulis di KKS. Sampai saat ini, ada 5 media menulis di KKS, 3 media cetak dan 2 media elektronik. Tiga media cetak yang saya maksud adalah Ekspresi, Wawasan dan Pinisi.

Pertama, Jurnal Ekspresi. Media ini dikelola oleh siswa-siswa SM. Terbit secara berkala, seminggu sekali. Awalnya media ini adalah wadah ekspresi bagi siswa-siswi SM yang diisi dengan berita seputar SM, bengkel karya dan kiat-kiat menulis. Kemudian pada rapat pengelola Ekspresi dengan siswa-siswi SM beberapa menit setelah acara wisuda, diperoleh kesepakatan untuk tetap terbit dengan tema-tema menarik seputar SM dan KKS.

Kedua, Buletin Wawasan. Media ini adalah corong utama KKS. Mengadakan pergantian kru setiap tahun, kebanyakan krunya diambil dari mahasiswa tingkat II dan III. Tema-tema yang diangkat seputar KKS, adat Sulawesi dan dunia wanita. Namun, sangat disayangkan media ini sering mengalami pasang surut, sehingga tak jarang hanya terbit 2 kali dalam setahun dalam setiap kepengurusan.

Ketiga, Jurnal Pinisi. Media ini sudah vakum hampir 4 tahun. Terbitan terakhir tahun 2004 ketika Sdr. Syahrul Sultang menjadi pimred. Banyak alasan media ini tidak terbit, tapi semuanya kembali kepada pihak pengelola yang tidak serius menangani media ini.

Adapun 2 media elektronik yang saya maksud adalah website dan multipy KKS yang belum dikelola dengan baik sampai sekarang.

Pertama, website KKS. Website ini dibuat pada bulan Mei 2008 dengan membeli domain di Indonesia. Tampilan website ini sangat menarik, dan sudah dilengkapi dengan rubrikasi yang sudah dibagi-bagi berdasarkan kebutuhan yang ada. Hanya saja, sampai detik ini belum satu tulisan pun yang muncul di website ini. Padahal, website ini bisa dijadikan media utama dalam mempromosikan dan menginformasikan keberadaan KKS di luar negeri. Website ini beralamatkan www.kksmesir.com.

Kedua, Multiply KKS. Dengan alamat www.kksmesir.multiply.com. Fungsinya tidak jauh beda dengan website KKS di atas. Namun, sampai sekarang belum dikelola dengan baik. Padahal, media ini sangat efektif untuk menjalin silaturrahmi dengan organisasi KKSS yang ada karena kebanyakan organisasi tersebut sudah memiliki multiply seperti KKSS Bali dan KKSS Lampung.

Seandainya masing-masing media ini dikelola oleh 5 orang alumni SM, maka kita cuma membutuhkan sekitar 25 alumni untuk menggerakkan budaya tulis menulis di KKS. Kita bisa bayangkan betapa dasyatnya KKS 3-5 tahun mendatang dalam bidang jurnalistik. Ini belum dihitung berapa penulis profesional KKS, berapa senior yang sudah punya link ke Indonesia dan berapa anggota yang sudah punya blog pribadi. Tentunya, akan semakin menambah kekuatan itu. Namun kalau yang terjadi sebaliknya, kita terlalu apatis dengan keadaan ini, maka pena ini akan semakin tumpul, tulisan kita sering mati angin, tidak mood dan malas menulis. Akhirnya, 5 media yang ada tetap tidak bisa dikelola dengan baik

Alumni SM sangat diharapkan memberikan warna dalam menggerakan tulis menulis di KKS sehingga kegiatan SM bukan sekedar ceremonial biasa, yang hanya dirasakan manfaatnya untuk sementara waktu. Dan yang lebih penting dari itu, motto yang diusung pada acara wisuda siswa-siswi SM “UntukMu KKS kami menulis dan Berkarya” bukan sekedar jargon, tapi sebuah komitmen bersama untuk memajukan KKS melalui tulisan dan karya. Semoga demikian

Munajat di Multazam/Padang arafah


ya Allah…
Tuhan penguasa Alam semesta, penggenggan jiwa hamba..Puji Syukur ku padaMu Karena KAU izinkan hamba berada di tempat ini, KAU undang Hamba ke rumahMu..

Ya Allah Puji syukur hamba atas nikmat yang tiada bertepi, terima kasih atas nikmat iman dan Islam, jangan pernah KAU cabut nikmat ini dari hamba untuk selamanya. terima kasih atas nikmat kesehatan, nikmat panca indera, nikmat pernikahan, dan nikmat-nikmat yang tidak akan sanggup hamba menghitungnya. terima kasih Ya Allah dan Ampuni Hamba yang sering kali lupa mensyukuri nikmatMu.

Ya Allah…
Engkau Maha tahu siapa diri hamba, Engkau Maha tahu sebesar dosa-dosa hamba, kini hamba bersimpuh Ya Allah, di tanahMu yang suci, yang KAU janjikan makbul atas do-a do’a kami. Ampuni hamba Ya Robb, ampuni sebesar apapun dosa2 hamba, ampuni sekelam apapun Masa lalu hamba. dan pilihkan jalan untuk hamba, jalan yang lurus yang Engkau ridhai. jadikan hamba termasuk orang yang layak Engkau cintai

Ya Allah, jadikan hamba Imam yang baik bagi keluarga dan masyarakat kelak, jadikan hamba suami yang sholeh yang akan membimbing istri dan anak-anak hamba untuk selalu berada di jalanMu.

Ya Allah mampukan hamba mengamalkan ilmu yang telah engkau amanahkan. berikan hamba kecerdasan dan pemahaman yang lurus, jauhkan hamba dari pemikiran yang sesat dan pemahaman yang salah atas ilmuMu. berikan keikhlasan, dan keistiqomahan di hati hamba ya Robb.

Ya Allah berikan hamba hidayahMu, hidayah untuk lebih mencintaiMu, jadikan hamba Ahli ibadah, dan ahli beramal sholeh, gantikan segala keburukan sifat hamba dengan cahaya kebaikan. gantikan segala kedzaliman hamba dengan kesabaran. gantikan segala kelalaian hamba dengan ketekunan. pilih hamba ya Allah, pilih hamba menjadi orang yang Sholeh sampai akhir hidup hamba

Ya Allah..ampuni dosa orang tua hamba, mertua hamba, kakak2 hamba, adek2 hamba dan seluruh kerabat hamba. berikan mereka kesehatan dan kebahagiaan di dunia dan di akherat kelak. bimbing mereka di jalanMu ya Allah, berikan mereka hidayahMu, hidayah untuk semakin mengenal dan mencintaiMu. wafat kan mereka semua kelak Khusnul khotimah.

Ya Allah Ampuni dosa Istri hamba, sayangi dia ya Allah jadikan dia Istri yang solehah, yang selalu taat dan mencintaiMu. jadikan dia pendamping terbaik bagi hamba, dan ibu yang solehah bagi anak-anak kami kelak. karuniakan dia sifat syukur, ikhlas dan sabar. jauhkan dia dari sifat sombang, riya, iri dan dengki. berikan dia ilmu yang bermanfaat dan istiqomahkan dia di jalanMu. wafatkan dia kelak Khusnul khotimah, mudahkan urusannya ya Allah dan sampaikan hajatnya. (menjadi seorang penulis islami dan melanjutkan S2 ;) )

Ya Allah…karuniakan kepada kami keluarga yang sakinah, mawadah dan warrahmah. dan karuniakan kepada kami keturunan yang soleh dan solehah,(3x). jadikan rumah tangga kami, Rumah tangga yang barokah. jadikan kebersamaan kami jalan untuk membuat kami semakin dekat kepadaMu. jadikan kebersamaan kami perjuangan meraih ridhoMu.

Ya Allah..mudahkanlah urusan kami, sampaikan hajat kelurga kami, berikan kami kemudahan untuk menjemput rezki Mu yang halal dan berkah, berikan kami kemudahan untuk bisa menggapai cita-cita kami, meneruskan pendidikan kami.

Ya Allah ampuni segala dosa guru-guru hamba, dan orang-orang yang telah berjasa memberikan ilmunya kepada hamba. ampuni dosanya, mudahkan urusannya dan jadikan mereka orang-orang yang Engkau cintai. wafatkan mereka semua khusnul khotimah.

Ya Allah ampuni segala dosa teman-teman hamba, sahabat2 hamba, orang2 yang pernah mendzalimi ataupun hamba dzalimi, berikan hidayah bagi merka yang belum mendapatkan, berikan jodoh bagi yang menantikan, berikan keturunan bagi yang mengharapkan, beri kelapangan bagi yang dalam kesempitan, beri kesembuhan bagi yang sedang sakit, beri kemudahan bagi yang sedang dalam kesulitan. wafatkan mereka semua khusnul khotimah.

Ya Allah ampuni seluruh dosa kaum muslimin dan muslimat, tolonglah saudara kami yang duafa, tolonglah saudara2 kami yang sedang di timpa musibah, fitnah atau sedang di dzalimi. tolonglah saudara2 kami di palestin, afganistan, dan di negeri manapun yang sedang memeprjuangkan agamaMu. berikan mereka kesabaran, ketabahan dan kekuatan

Allahuma hajjan mabrura.. wa sayan maskura.. wa dzanban masfura..
Yaa Allah terimalah haji hamba ini Yaa Allah…
Yaa Allah terimalah haji hamba ini Yaa Allah…
hamba belum tentu kembali ke tanah ini Yaa Allah.. Jadikan tempat ini menjadi saksi diakhirat nanti Yaa Allah.. Undang keluarga kami Yaa Allah.. undang sahabat-sahabat kami yaa Allah… undang sebanyak-banyaknya hamba-hambaMu…

Allahuma inna as alukal ridhoka wal jannah.. wana’udzubika min sakhotika wannar..

Yaa Allah hanya engkaulah Tempat kembali hamba.. hanya engkaulah Yang Maha Tahu sisa umur hamba.. berikan kesempatan bagi hamba Yaa Allah… mempersembahkan yang terbaik Yaa Allah..

Robbana atina fidunyaa khasanah.. wa fil akhirati khasanah.. wakina adzabannar.. wa adkhilna jannata ma’al abrar.. Yaa Adzim… Yaa Ghofar… Yaa Robbal ‘alamin…

Subhana robbikal robbi izzati amma yaasifuun wa salamun  ‘alal mursalin .. wal hamdulillahirrabbil’alamin..

Menjadikan Baruga "Rumah Kita"


Memiliki rumah sendiri adalah dambaan setiap orang. Rumah bisa menjadi sumber kebahagiaan, namun tak jarang jadi neraka bagi penghuninya. Ia mampu menjadi inspirasi dan lahan dedikasi, namun tak jarang jadi "bulan-bulanan" penghuninya ataupun orang lain yang berkunjung kesana karena tidak paham fungsinya. "Rumahku Syurgaku" adalah slogan yang sering kita dengar bahkan sering kita kampanyekan ke keluarga kita, namun sangat susah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Rumah tak ubahnya seperti neraka, yang membuat kita tidak tenang, selalu ingin pergi meninggalkannya, dan membuat pikiran kita tidak mood sepanjang hari. Kuncinya, semua kembali kepada kita. Kita mau mendesign dan menjadikan seperti apa rumah kita? Semakin pintar kita menata rumah kita, menertibkan barang-barang yang berantakan dan menjaga kebersihannya, maka rumah kita akan semakin indah, bersih, enak dipandang mata, dan orang tidak sungkan untuk mampir kesana walaupun sekedar nonton TV.

Itulah yang terjadi dengan rumah kita saat ini, Baruga Sulawesi. Ia sedang sakit. Ya, Baruga kita sakit. Ntah siapa yang paling bertanggung jawab dengan manajemennya saat ini? Kita tidak usah dulu berbicara siapa Direktur Baruga? Siapa yang membersihkan dapur dan kamar mandi? Bagaimana menata ruangan tetap bersih dan enak dipandang? Apa kekurangan Baruga saat ini? Karena selama manajemen Baruga tidak jelas, maka jangan terlalu berharap Baruga bisa bersih dan tertata rapi.

Penulis sudah hampir 2 tahun lebih tinggal di Baruga walaupun sebenarnya bukan penghuni tetap, tahun 2006-2007, 2007-2008 dan 2008 sampai sekarang. Penyakit yang paling kronis yang diderita Baruga adalah kurangnya kesadaran anggota dalam merawat Baruga. Beberapa contoh kasus yang sering penulis perhatikan, pertama, kamar mandi jarang dibersihkan, padahal idealnya seminggu sekali kamar mandi dibersihkan, maka jangan heran kalau anda melihat dinding kamar mandi yang dulunya putih bersinar sekarang sudah berubah jadi kuning. Kedua, kondisi dapur yang tidak terurus. Dulu kita masih masak di dapur dalam (dekat kamar mandi), tapi letaknya kurang bagus karena bau masakan sering mengganggu ketika ada acara, dan akhirnya dipindahkan ke ruangan belakang, namun kondisinya juga memprihatinkan. Ketiga, hampir setiap selesai acara besar KKS , kondisi Baruga sangat kotor dan baru dibersihkan 2-3 hari setelahnya bahkan pertama dibersihkan seminggu setelah acara berlangsung. Bisa dibayangkan bagaimana baunya. Keempat, manajemen peminjaman Baruga berubah-ubah. Sampai saat ini belum ada aturan tertulis tata tertib peminjaman Baruga, dan setiap periode berubah kebijakannya. Alangkah lebih bagusnya, kalau manajemennya sudah mulai ditata kembali, termasuk peminjaman ruangan-ruangannya baik untuk kegiatan maupun penginapan.

Sebenarnya masih banyak persoalan Baruga yang belum selesai sampai sekarang. Seyogyanya, yang punya kebijakan dengan rumah ini segera mungkin untuk menata kembali Baruga kita. Penulis tidak bisa mengatakan bahwa yang paling bertanggung jawab dengan semua ini adalah penghuni tetap disana karena memang tidak ada penghuni tetapnya, yang ada hanya "penghuni transit" yang menginap kapan saja dia mau dan tidak punya tanggung jawab dengan kondisi Baruga. Hal ini juga perlu diperjelas keberadaannya. Sama halnya, penulis tidak bisa mengandalkan pengurus tahun ini yang notabenenya mengurusi semua keperluaan KKS termasuk Baruga, karena agenda KKS juga banyak dan butuh perhatian serius dari pengurus.

Namun penulis sangat berharap semua anggota sudi memikirkan kebersihan dan ketertiban Baruga, lebih khusus mereka yang sering memakai Baruga baik untuk keperluan almamater maupun pribadi. Bagaimanapun juga Baruga adalah wajah kita. Baruga adalah rumah kita. Indahnya wajah tergantung perawatannya. Sense of belonging anggota terhadap Baruga harus tetap ada. Tidak membiarkan Baruga jorok dan berantakan serta tidak meninggalkan Baruga dalam keadaan kotor. Wallahu A'lam.

Jaringan Alumni Mesir, perlukah?


Isu ini pernah hangat setahun yang lalu, tepatnya pada waktu pilpres PPMI 2007-2008, ada satu kenyataan pahit yang kita rasakan bahwa alumni Mesir (dari berbagai universitas) kurang memiliki kesempatan bersaing di tanah air, masih kalah dengan alumni barat bahkan dengan produk dalam negeri sekalipun yang memiliki jaringan dimana-mana. Ini perlu disadari bersama dan segera dicarikan solusi, agar masisir setelah pulang dari Mesir tidak lantas hilang ditelan bumi, tenggelam dengan kesibukan masing-masing dan lupa dengan sesama alumni. Setidaknya itu pula yang menjadi pemikiran saya 2 tahun terakhir mengenai masa depan masisir di tanah air.

Saya masih ingat acara debat kandidat bulan Agustus 2007 (waktu itu saya termasuk salah seorang kandidat Presiden PPMI 2007-2008), dimana debator menanyakan langkah-debator kongkret untuk menyatukan alumni Mesir. Jawaban kedua kandidat Presiden ketika itu masih dalam tatanan teori saja, belum menjurus kepada langkah-langkah kongkret yang bisa dirasakan semua alumni. Tema ini juga menjadi pembicaraan hangat peserta sidang Paripurna MPA-PPMI di Wisma Nusantara pada tanggal 08 Maret 2008, membuat jaringan alumni dan memanfaatkannya, bahkan salah satu usulan yang menarik adalah pembuatan milis alumni Mesir.

Sejauh pengamatan saya, milis masisir yang ramai hanya Info PMIK, milis-milis lain hanya bisa mengcover anggotanya saja. Milis PPMI yang merupakan representatif dari mahasiswa Indonesia di Mesir kelihatan adem-adem saja .

Milis Alumni yang dimaksud disini adalah milis para alumnus yang pernah belajar di Mesir baik di Universitas Al-Azhar, Universitas Kairo, Darul Ulum, Darul Ifta’, Liga Arab, Almenia, Universitas Amerika, Universitas Terbuka Amerika, Zamalik, dll. Di milis ini, kita akan mendiskusikan peluang dan tantangan alumni Mesir di tanah air ataupun di luar negeri, termasuk peluang kerja yang bisa digeluti alumni.

Mimpi saya saat ini adalah bagaimana kita memperoleh kemudahan-kemudahan setelah pulang dari Mesir nanti. Misalnya, saya mau ke Kalimantan, saya tidak perlu pusing-pusing lagi sebab tidak ada keluarga/kenalan disana, karena sudah banyak alumni Mesir disana yang menduduki jabatan tertentu dan siap menampung saya. Begitu juga sebaliknya, ketika para alumni ke Sulawesi, tidak usah bimbang karena disana sudah ada alumni yang menyiapkan akomodasi,transportasi, penginapan, dll. Contoh lain, ada lowongan kerja yang bisa digarap alumni, kita tidak perlu pusing-pusing lagi, cukup ikut perkembangan milis, nanti disana banyak peluang. Termasuk misalnya sistem ujian PNS kemarin yang menjadi bahan pembicaraan menarik S2 & S3. Tidak cukup kita disini yang ngotot, tapi perlu komunikasi dengan pihak-pihak terkait di tanah air, nah bisa jadi kita memanfaatkan alumni yang sudah berkiprah lebih dahulu disana. Contoh lagi, ada teman dari Kediri yang ingin membuka bisnis di Sulawesi, saya bilang anda tidak perlu pusing, selama saya ada di Makassar dan bisa insyaallah saya bantu anda ataupun saya kenalkan dengan alumni lain yang siap membantu dengan sistem join patner. Dan masih banyak peluang lain yang bisa dimanfaatkan kalau komunikasi sesama alumni bisa terjalin dengan baik.

Baru-baru ini pernah diadakan pertemuan antar Alumni Timur Tengah di UIN Alauddin Makassar membahas tentang peranan alumni timur tengah dalam membangun bangsa. Hasilnya sangat positif karena ada visi dan misi bersama. Saya berharap pertemuan-pertemuan seperti ini digalakkan di tanah air, bukan sekedar pertemuan di forum-forum diskusi..

Kita juga tidak bisa menutup mata dari kenyataan bahwa alumni Mesir ditendang dari instansi/lembaga tertentu karena lobi alumni barat yang mengakar.

Nah, persoalan-persoalan di atas perlu kita diskusikan bersama bagaimana nasib alumni ke depan. Jangan sampai terjadi, kita sudah menderita di Mesir (kata orang Mesir "ardul masyakil" [gudangnya masalah] hehe), dan lebih menderita lagi di tanah air karena tidak punya jaringan yang bisa membantu karir kita. Maka salah satu solusi untuk sementara adalah perlunya milis Alumni Mesir sebagai ajang silaturrahim, diskusi dan tukar informasi. .

Cairo, 13/03/2008

Visa Haji; Sebuah Ekspresi Kekecewaaan


Selama ini urusan haji dari Mesir tidak terlalu sulit dibandingkan mengurus di Indonesia. Setidaknya itu ungkapan masisir (mahasiswa/ masyarakat Indonesia di Mesir) yang sudah pernah bahkan sering naik haji. Bagi masisir yang mau haji cukup memenuhi syarat-syarat yang ditentukan pihak Travel (sampai saat ini KAT Travel masih berjaya..) seperti tinggal di Mesir minimal 1 tahun, memiliki Iqamah (izin tinggal) minimal 6 bulan, Surat keterangan kuliah atau yang sejenisnya, Pembayaran USD 300 di Bank Faisal (keperluan akomodasi dan transportasi selama di Saudi), Rekomendasi dari KBRI, Surat kesehatan (that'im), Ta'syir Audah (re-entry visa), Pas photo 4x6 2 lembar background putih, Syahadah Taharrukat bagi paspor yang hilang, Surat muhrim bagi yang muhriman dan biaya tiket mulai USD 950 – USD 1550 kapal laut maupun pesawat terbang.

Syarat-syarat ini tidak terlalu susah dibandingkan pengurusan haji di Indonesia yang memakan banyak biaya sampai 35 juta dan mesti waiting list 3 - 4 tahun. Sementara di Mesir, semua urusan haji bisa selesai dalam 3 hari kecuali visa dari Saudi dan iqamah yang memakan waktu 2 minggu.

Namun, tahun ini tidak seperti biasanya. Kendala yang dihadapi masisir terutama yang baru lulus tahun ini adalah permasalahan iqamah (izin tinggal di Mesir). Banyak masisir yang mau haji tahun ini bermasalah iqamahnya sehingga menghambat pengurusan haji. Saya termasuk dalam golongan "orang-orang yang bermasalah" karena secara akademik saya sudah selesai kuliah, dan izin tinggal saya di Mesir sampai tanggal 14 Desember 2008, sementara iqamah yang dibutuhkan untuk re-entry visa minimal 6 bulan, jadi sekitar bulan April 2009. Maka, untuk mengantisipasi masalah iqamah ini, banyak masisir yang mendaftar sementara di lembaga kursus seperti ORMAN, NILE dan LISAN ARAB, ada juga yang daftar di lembaga formal seperti American Open University, Universitas Zamalik, dll, namun sampai tasdiq (rekomendasi) keluar, ternyata sudah tidak bisa lagi dipakai untuk memperpanjang iqamah. Ini menjadi masalah lagi. Maka sebagian besar masisir memakai visa turis untuk pergi haji. Inipun tidak mudah karena pengurusannya tahun terlalu berbelit-belit.

Saya sendiri mengambil iqamah di universitas al Azhar dengan cara mendaftar kembali di tingkat III Ushuluddin. Syarat-syaratnya mudah, cukup menyerahkan syahada muaqqatah (ijazah sementara), akte lahir, fotocopi paspor, foto 6 lembar dan uang 450 pound. Jadi sekarang saya terdaftar di tingkat III usuluddin jurusan Tafsir. Sudah bisa mengambil tasdiq dan bisa ikut ujian serta dapat gelar Lc lagi (kalo mau hehe).

Ternyata setelah mendapatkan iqamah dan menyerahkan berkas ke travel, permasalahan baru muncul kembali. Pihak kedutaan Saudi di Mesir tidak mau memberikan visa karena 2 alasan, pertama, setiap jemaah akan dikenakan rusum (pembayaran) Mina-Arafah sebesar 100-150 dollar (pembayaran ini baru diberlakukan tahun ini, tahun-tahun sebelumnya gratis) dan isu pembatasan jemaah yang berangkat lewat KAT sekitar 150-200 orang sementara yang daftar sudah hampir 200-an khusus Indonesia, belum dihitung negara Malaysia, Thailand, Singapura, Turki, dll. Dua masalah inilah yang menjadi tarik menarik antara pihak kedutaan Saudi di Mesir yang mewajibkan terpenuhinya 2 syarat tadi dan pihak Travel yang masih terus bernegoisasi supaya 2 permintaan kedutaan ini tidak berlaku tahun ini tapi tahun depan saja. Imbasnya, sampai sekarang belum turun visa.

Padahal saya masih ingat terakhir kali mengumpulkan berkas ini pada tanggal 26 Oktober 2008 dan waktu itu terakhir pengumpulan berkas untuk gelombang pertama. Dan sampai saat ini, sudah 2 minggu lebih visa belum juga turun. Lagi-lagi masalah ini antara KAT dan kedutaan Saudi, tapi kami juga kena imbasnya, terutama calon jemaah yang mau sambilan disana; sambil ibadah sambil kerja. Sangat disayangkan kalau jemaah yang dari Mesir "terlantar" hanya karena faktor komunikasi antara pihak travel dan kedutaan Saudi.

Saya sebagai calon jemaah juga merasakan dirugikan karena jadwal pemberangkatan terlalu mepet dengan pelaksanaan ibadah haji. Untuk jemaah Indonesia saja, sudah berangkat tanggal 05 November 2008, tanggal 13 November 2008 kemarin sudah ada jemaah di Mekkah. Sementara kami di Mesir belum jelas pemberangkatannya karena belum ada kepastian visa dari kedutaan Saudi.

Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi untuk masa-masa mendatang. Untuk mencari iqamah saja susah, apalagi melunasi biaya yang dipakai untuk haji, kebanyakan masih dalam bentuk hutang, ditambah lagi keterlambatan visa Saudi yang menyebabkan terlambatnya pemberangkatan dari Mesir. Ini yang saya rasakan dan juga dirasakan oleh masisir yang haji tahun ini terutama yang baru Lc.

Nb; mohon doanya semoga urusan haji ini cepat selesai, kami bisa berangkat haji tahun ini dan meraih haji mabrur. Semoga ya Allah! Labbaikallahumma labbaik! Saya penuhi panggilan-Mu ya Allah!.

Kebablasan lagi…


15 November 2008 (pagi menjelang siang)

Hari ini saya bangun kesiangan, jam 06.30. Subuh saya telat lagi neh. Semalam tidur kemalaman hingga kebablasan pagi hari. Kuberlari-lari kecil ke kamar mandi, kucuci wajahku, kemudian kuambil air wudhu dan selanjutnya saya pun shalat subuh.

Setelah shalat subuh, saya nyalakan komputer, kutatap komputerku untuk beberapa saat (belum loading seh), kemudian kugerakkan mouseku mencari artikel yang enak dibaca. Biasanya kalau masih pagi-pagi begini saya baca berita, buka dan balas email, download artikel dan chating.

Akhir-akhir ini saya sering kesiangan, mungkin karena tidurku juga kemalaman, bangun-bangun dah selesai shalat subuh sehingga nggak jama'ah di Masjid. Sebenarnya prilaku ini tidak baik. Sering begadang dan telat subuh. Apalagi saya yang notabenenya belajar di lembaga pendidikan terkenal. Apa kata dunia nanti??? Dan saya juga sering ditegur oleh istriku tercinta tentang ini. Dia selalu mengingatkanku tentang pentingnya shalat tepat waktu, jama'ah di masjid, mengurangi begadang karena tidak baik untuk kesehatan, dan makan tepat waktu. Tengkyu, Honey! Miss u..

Semoga saja ini tidak menjadi karakter, karena akan berbahaya bagi kemajuan umat (ceileee… sok mantaf gitu loh). Saya yang diharapkan menjadi pelopor umat mestinya banyak belajar, membiasakan akhlak yang baik, shalat tepat waktu, zikir setiap selesai shalat dan matsurat pagi petang. Kalau masalah dalil, saya sudah hapal, tapi yang masih susah neh tathbiq (aplikasi) nya, masih sering bolong dan sering malu sama mereka yang tidak belajar agama di lembaga formal tapi ibadahnya...masyallah.

Tapi kalau mau jujur seh (lagi2 ini bukan nyari-nyari alasan loh ya..), kondisi Mesir ini kadang meninakbobokkan penghuninya. Bayangkan saja, disini lebih hidup "kehidupan malam"nya daripada kehidupan siang hari. Rata-rata aktifitas masyarakat Mesir berakhir pada pukul 00.00 dini hari, banyak juga yang sampai jam 02.00, ada yang jam 04.00 bahkan ada yang sampai pagi. Apalagi kalau musim panas, susah tidur malam. Sementara pagi hari, rata-rata akfitas terutama kantor-kantor pemerintah dimulai di atas jam 09.00 pagi. Begitu juga dengan kuliah, materi pertama dimulai pada pukul 09.00. Sehingga cenderung kehidupan pagi (apalagi setelah subuh) di Mesir sangat sepih, nyaris tidak ada orang yang berkeliaran (serem banget hehe). Jadi bisa dibayangkan bagaimana masyarakat kita di negeri ini. Secara alami dia akan terkondisikan dengan keadaan. Saya punya banyak teman yang mau konsisten tidak tidur pagi, tapi lama kelamaan akhirnya tidur pagi juga.

Makanya, sementara ini saya berusaha semaksimal mungkin untuk menghidupkan pagi dengan baca Alquran, membaca berita, dan menulis. Semoga ini bisa membantuku untuk memerangi "tidur pagi".

Saya harus Bangkit!

14 November 2008 (sore hari)
Sudah hampir 3 hari saya membaca buku "Berani Sukses Berani Hidup" karya Muhammad Syafi'i El Bantanie yang diterbitkan Republika. Namun, buku ini tak kunjung habis kutelaah. Luar biasa saudara saya, Muhammad Syafi'i El Bantanie menulis karyanya. Buku ini banyak mengajarkan kepadaku makna dan hakekat hidup, yang selama ini tidak kusadari terkadang saya bersikap pecundang dan lari dari kenyataan.. untuk itu terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan kepada saya secara cuma-cuma ini.

Saya yakin penulis sudah jauh lebih bagus dalam menata kehidupannya, sehingga ini juga bisa dijadikan contoh dan tauladan. Bayangkan saja dalam umur yang relatif muda (25 tahun) sudah mampu menerbitkan 8 buah buku. Dibandingkan saya sekarang ini sudah berumur 27 tahun, namun belum ada satu karya pun yang bisa dinikmati. Lagi-lagi ini masalah waktu. Saya mengamini pendapat penulis buku ini bahwa waktu yang kita miliki sama, hanya 24 jam. Dengan waktu ini, seseorang bisa mengatur negara, dan dalam waktu yang sama seseorang menjadi pecundang. Dengan waktu 24 jam seseorang mampu mengurus puluhan bahkan ratusan perusahaan, dan dengan waktu yang sama, mengurus diri sendiri saja tidak karuan. Karena waktu ini, sampai Allah bersumpah dengan memakai huruf qasm dalam alquran pada surat Al Ashar.

Membaca buku ini menjadikan saya lebih semangat hidup. Ternyata selama ini saya terlalu sering menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan dan tidak mau belajar dari setiap episode hidup ini. Bahkan tidak mau belajar dari lingkungan, makhluk hidup dan benda-benda di sekeliling saya. Berbeda dengan Muhammad Syafi'ie El Bantanie (pengarang buku ini) yang menggunakan semua potensinya untuk mengambil ibrah dari diri dan lingkungan sekelilingnya. Beliau berhasil menelanjangi diri ini dengan perenungan-perenungannya terhadap kondisi di sekelilingnya. Tulisan-tulisannya mampu menghipnotis pembacanya (terutama saya) dengan semangat tinggi untuk terus hidup.

Saya ingin mengutip beberapa pelajaran berharga dari perenungan Muhammad Syafi'i El Bantanie dalam bukunya "Berani Hidup Berani Sukses"

Belajar dari Kerbau
Pernah kah kita memperhatikan perilaku kerbau? Kerbau adalah binatang yang tergolong malas. Coba saja kita perhatikan, setelah kenyang mengisi perutnya dengan rumput, kerbau akan merebahkan badannya dan tidur. Ketika perutnya merasa lapar kembali, ia akan bangun mencari makanan (rumput). Dan setelah kenyang, ia akan tidur kembali (hal. 28)

Disini penulis berpesan, jangan seperti KERBAU yang hanya makan, tidur dan main. Nah, kena deh saya.. hiks..hiks

Belajar dari Benalu
Anda tau benalu? Ya, tumbuhan ini selalu menjadi parasit bagi tumbuhan lainnya. Benalu hanya menggantungkan hidupnya kepada tumbuhan lain. Ia makan hanya dengan mengisap sari-sari makanan yang ada dalam batang tumbuhan yang ditempelinya. (hal. 85)

Wah kena lagi deh gue yang selama ini selalu bergantung dengan kiriman orang tua, belum bisa mandiri bahkan berdiri di atas kaki sendiri (saya koq jadi sedih gini ya hehe)

Semoga ke depan saya bisa menata diri…. HARUS BANGKIIIIIIT!@!