Jaringan Alumni Mesir, perlukah?


Isu ini pernah hangat setahun yang lalu, tepatnya pada waktu pilpres PPMI 2007-2008, ada satu kenyataan pahit yang kita rasakan bahwa alumni Mesir (dari berbagai universitas) kurang memiliki kesempatan bersaing di tanah air, masih kalah dengan alumni barat bahkan dengan produk dalam negeri sekalipun yang memiliki jaringan dimana-mana. Ini perlu disadari bersama dan segera dicarikan solusi, agar masisir setelah pulang dari Mesir tidak lantas hilang ditelan bumi, tenggelam dengan kesibukan masing-masing dan lupa dengan sesama alumni. Setidaknya itu pula yang menjadi pemikiran saya 2 tahun terakhir mengenai masa depan masisir di tanah air.

Saya masih ingat acara debat kandidat bulan Agustus 2007 (waktu itu saya termasuk salah seorang kandidat Presiden PPMI 2007-2008), dimana debator menanyakan langkah-debator kongkret untuk menyatukan alumni Mesir. Jawaban kedua kandidat Presiden ketika itu masih dalam tatanan teori saja, belum menjurus kepada langkah-langkah kongkret yang bisa dirasakan semua alumni. Tema ini juga menjadi pembicaraan hangat peserta sidang Paripurna MPA-PPMI di Wisma Nusantara pada tanggal 08 Maret 2008, membuat jaringan alumni dan memanfaatkannya, bahkan salah satu usulan yang menarik adalah pembuatan milis alumni Mesir.

Sejauh pengamatan saya, milis masisir yang ramai hanya Info PMIK, milis-milis lain hanya bisa mengcover anggotanya saja. Milis PPMI yang merupakan representatif dari mahasiswa Indonesia di Mesir kelihatan adem-adem saja .

Milis Alumni yang dimaksud disini adalah milis para alumnus yang pernah belajar di Mesir baik di Universitas Al-Azhar, Universitas Kairo, Darul Ulum, Darul Ifta’, Liga Arab, Almenia, Universitas Amerika, Universitas Terbuka Amerika, Zamalik, dll. Di milis ini, kita akan mendiskusikan peluang dan tantangan alumni Mesir di tanah air ataupun di luar negeri, termasuk peluang kerja yang bisa digeluti alumni.

Mimpi saya saat ini adalah bagaimana kita memperoleh kemudahan-kemudahan setelah pulang dari Mesir nanti. Misalnya, saya mau ke Kalimantan, saya tidak perlu pusing-pusing lagi sebab tidak ada keluarga/kenalan disana, karena sudah banyak alumni Mesir disana yang menduduki jabatan tertentu dan siap menampung saya. Begitu juga sebaliknya, ketika para alumni ke Sulawesi, tidak usah bimbang karena disana sudah ada alumni yang menyiapkan akomodasi,transportasi, penginapan, dll. Contoh lain, ada lowongan kerja yang bisa digarap alumni, kita tidak perlu pusing-pusing lagi, cukup ikut perkembangan milis, nanti disana banyak peluang. Termasuk misalnya sistem ujian PNS kemarin yang menjadi bahan pembicaraan menarik S2 & S3. Tidak cukup kita disini yang ngotot, tapi perlu komunikasi dengan pihak-pihak terkait di tanah air, nah bisa jadi kita memanfaatkan alumni yang sudah berkiprah lebih dahulu disana. Contoh lagi, ada teman dari Kediri yang ingin membuka bisnis di Sulawesi, saya bilang anda tidak perlu pusing, selama saya ada di Makassar dan bisa insyaallah saya bantu anda ataupun saya kenalkan dengan alumni lain yang siap membantu dengan sistem join patner. Dan masih banyak peluang lain yang bisa dimanfaatkan kalau komunikasi sesama alumni bisa terjalin dengan baik.

Baru-baru ini pernah diadakan pertemuan antar Alumni Timur Tengah di UIN Alauddin Makassar membahas tentang peranan alumni timur tengah dalam membangun bangsa. Hasilnya sangat positif karena ada visi dan misi bersama. Saya berharap pertemuan-pertemuan seperti ini digalakkan di tanah air, bukan sekedar pertemuan di forum-forum diskusi..

Kita juga tidak bisa menutup mata dari kenyataan bahwa alumni Mesir ditendang dari instansi/lembaga tertentu karena lobi alumni barat yang mengakar.

Nah, persoalan-persoalan di atas perlu kita diskusikan bersama bagaimana nasib alumni ke depan. Jangan sampai terjadi, kita sudah menderita di Mesir (kata orang Mesir "ardul masyakil" [gudangnya masalah] hehe), dan lebih menderita lagi di tanah air karena tidak punya jaringan yang bisa membantu karir kita. Maka salah satu solusi untuk sementara adalah perlunya milis Alumni Mesir sebagai ajang silaturrahim, diskusi dan tukar informasi. .

Cairo, 13/03/2008

1 komentar:

  Anonim

10 Desember 2018 pukul 18.42

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.