Saya harus Bangkit!

14 November 2008 (sore hari)
Sudah hampir 3 hari saya membaca buku "Berani Sukses Berani Hidup" karya Muhammad Syafi'i El Bantanie yang diterbitkan Republika. Namun, buku ini tak kunjung habis kutelaah. Luar biasa saudara saya, Muhammad Syafi'i El Bantanie menulis karyanya. Buku ini banyak mengajarkan kepadaku makna dan hakekat hidup, yang selama ini tidak kusadari terkadang saya bersikap pecundang dan lari dari kenyataan.. untuk itu terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan kepada saya secara cuma-cuma ini.

Saya yakin penulis sudah jauh lebih bagus dalam menata kehidupannya, sehingga ini juga bisa dijadikan contoh dan tauladan. Bayangkan saja dalam umur yang relatif muda (25 tahun) sudah mampu menerbitkan 8 buah buku. Dibandingkan saya sekarang ini sudah berumur 27 tahun, namun belum ada satu karya pun yang bisa dinikmati. Lagi-lagi ini masalah waktu. Saya mengamini pendapat penulis buku ini bahwa waktu yang kita miliki sama, hanya 24 jam. Dengan waktu ini, seseorang bisa mengatur negara, dan dalam waktu yang sama seseorang menjadi pecundang. Dengan waktu 24 jam seseorang mampu mengurus puluhan bahkan ratusan perusahaan, dan dengan waktu yang sama, mengurus diri sendiri saja tidak karuan. Karena waktu ini, sampai Allah bersumpah dengan memakai huruf qasm dalam alquran pada surat Al Ashar.

Membaca buku ini menjadikan saya lebih semangat hidup. Ternyata selama ini saya terlalu sering menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan dan tidak mau belajar dari setiap episode hidup ini. Bahkan tidak mau belajar dari lingkungan, makhluk hidup dan benda-benda di sekeliling saya. Berbeda dengan Muhammad Syafi'ie El Bantanie (pengarang buku ini) yang menggunakan semua potensinya untuk mengambil ibrah dari diri dan lingkungan sekelilingnya. Beliau berhasil menelanjangi diri ini dengan perenungan-perenungannya terhadap kondisi di sekelilingnya. Tulisan-tulisannya mampu menghipnotis pembacanya (terutama saya) dengan semangat tinggi untuk terus hidup.

Saya ingin mengutip beberapa pelajaran berharga dari perenungan Muhammad Syafi'i El Bantanie dalam bukunya "Berani Hidup Berani Sukses"

Belajar dari Kerbau
Pernah kah kita memperhatikan perilaku kerbau? Kerbau adalah binatang yang tergolong malas. Coba saja kita perhatikan, setelah kenyang mengisi perutnya dengan rumput, kerbau akan merebahkan badannya dan tidur. Ketika perutnya merasa lapar kembali, ia akan bangun mencari makanan (rumput). Dan setelah kenyang, ia akan tidur kembali (hal. 28)

Disini penulis berpesan, jangan seperti KERBAU yang hanya makan, tidur dan main. Nah, kena deh saya.. hiks..hiks

Belajar dari Benalu
Anda tau benalu? Ya, tumbuhan ini selalu menjadi parasit bagi tumbuhan lainnya. Benalu hanya menggantungkan hidupnya kepada tumbuhan lain. Ia makan hanya dengan mengisap sari-sari makanan yang ada dalam batang tumbuhan yang ditempelinya. (hal. 85)

Wah kena lagi deh gue yang selama ini selalu bergantung dengan kiriman orang tua, belum bisa mandiri bahkan berdiri di atas kaki sendiri (saya koq jadi sedih gini ya hehe)

Semoga ke depan saya bisa menata diri…. HARUS BANGKIIIIIIT!@!

0 komentar: